Kali ini saya mau sharing pengalaman backpackeran ke India dan Nepal sekitar 6 bulan lebih. Dari bagian paling selatan India, Kanyakumari, hingga daerah yang paling utara yang bisa saya kunjungi yaitu Turtuk. Konsep perjalanan kali ini yaitu solo traveling, slow traveling, dan minimalism.
Setelah resign kerja, saya putusin buat backpackeran dengan waktu yang lama. It's time to travel longer! Tapi tunggu dulu, saya resign bukan karena saya mau traveling ya. Jadi bukan ngikuti quote "leave your job, then travel". Wkwk Tapi memang karena suatu hal yang bikin saya pilih resign kerja. Jadi saya ga mau teman-teman resign karena terinspirasi oleh perjalanan saya ini. Anyway, It's personal choice. :)
Kenapa pilih India?
India merupakan salah satu negara free visa buat warga Indonesia. Di samping itu juga, kita bisa melihat beberapa tempat yang berbeda di satu negara, dari hutan, sungai, gunung, pantai, laut, gurun, daerah bersalju, dll. Kita juga bisa ngerasain suhu yang panas banget dan dingin banget. Dan bener dari selatan sampai utara, saya ngerasain banyak perbedaan, dari tempat, makanan, orang, cara berpakaian, dll. Untuk biaya sehari-hari sama aja seperti di Indonesia, bahkan kadang lebih murah. Jadi India salah satu opsi yang bagus untuk traveling selain negara-negara Asia Tenggara.
Visa?
Yak, walaupun free visa tapi kita masih harus apply evisa. Caranya gampang banget. Tinggal apply lewat website https://indianvisaonline.gov.in/evisa/tvoa.html, isi dengan teliti sesuai dengan data dan syarat-syarat yang diminta. Syaratnya ga terlalu susah. Kita juga ga diminta untuk upload bukti tiket dan booking hotel juga.
Tapi hati-hati jangan sampe salah website. Banyak website scam yang mirip-mirip, yang ujung-ujungnya minta uang. Sekali lagi evisa India itu GRATIS untuk WNI! Dan satu lagi pastiin kita apply evisa bukan visa biasa. Saya pertama salah klik ke visa biasa. Saya tunggu udah seminggu ga ada balesannya ternyata baru sadar kalo saya salah apply tipe visa. Akhirnya apply ulang dan dapet balasan email granted setelah 1 hari apply. Saya dapet evisa mutiple entry selama 1 tahun dengan maksimal tinggal 90 hari per kunjungan.
Saya sempet nanya ke petugas imigrasi terkait evisa waktu di border India-Nepal (Sonauli border). Jadi untuk masuk India pertama kali harus menggunakan flight. Untuk masuk selanjutnya dengan evisa yang sama bisa melalui border. Jadi setelah dari Nepal saya masuk India lagi via border yang sama.
Itinerary?
Saya ga punya itinerary khusus. Karena konsepnya slow traveling dan lebih ke spiritual journey, jadi ga mau terburu-buru, let it flow. Lebih menikmati perjalanan, belajar dari apa yang ditemui, ga harus ke tempat-tempat wisata apalagi kalo tiket masuknya yang mahal. Wkwk Kecuali Taj Mahal ya, ini tempat yang wajib dikunjungi kalo ke India. Saya pun awalnya ga tau dimana Kanyakumari, baru tau setelah ada orang lokal kasih rekomendasi ke sana. Tapi intinya rute perjalanan ini yaitu dari selatan ke utara India.
Berhubung peraturan visa yang mengharuskan saya untuk keluar India dalam waktu 90 hari, jadi setidaknya saya sudah di utara untuk visa run ke Nepal sebelum waktu tersebut.
Berikut rute yang terbentuk dari perjalanan ini:
Kochi- Alleppey- Varkala- Nagercoil- Kanyakumari- Nagercoil- Kochi- Munnar- Aluva- Calicut- Mankada- Angadippuram- Shoranur- Bengaluru- Hosapete- Hampi- Hosapete- Hubbali- Goa- Mumbai- Ahmedabad- Udaipur- Jaipur- Delhi- Varanasi- Gorakhpur- Sonauli- Kathmandu (Nepal)- Pokhara (Nepal)- Dhampus (Nepal)- Pokhara (Nepal)- Lumbini (Nepal)- Sonauli- Gorakhpur- Varanasi- Delhi- Amritsar- Pathankot- Dharamsala- McLeodganj- Dharamkot- Bhagsu- Dharamsala- Palampur- Mandi- Manali- Keylong- Leh- Hunder- Turtuk- Diskit- Leh- Pangong Lake (Spangmik)- Leh- Manali- Chandigarh- Delhi- Agra- Delhi- Haridwar- Rishikesh- Delhi- Bengaluru.
Kanyakumari, titik paling selatan India
Currency?
India menggunakan mata uang Rupee. Walaupun kadang di percakapan saya denger mereka bilangnya “rupiah”. Demi keamanan, saya cuma bawa sedikit uang cash USD (itu pun persiapan buat bayar visa Nepal), selebihnya tarik tunai pake ATM BCA. Saya tarik tunai lewat ATM SBI, ATM Baroda, ATM IDBI, ratenya bagus, fee adminnya cuma 25ribu rupiah. Tapi saya paling sering ambil di ATM SBI. Pernah saya hitung rate SBI untuk 1INR kurang dari 200IDR.
Hati-hati juga untuk tukar uang di money changer, karena ada pengalaman dari WNI yang saya temui di embassy, kalo dia dapet uang rupee yang lama. (Tapi dia nukernya waktu di Malaysia). Jadi sebelum nuker bisa browsing dulu gimana uang INR yang masih berlaku.
Bahasa?
Awalnya saya kira mayoritas orang India bisa berbahasa inggris. Ternyata TIDAK! Tapi setidaknya di tempat-tempat umum, seperti stasiun, banyak yang bisa bahasa inggris walaupun kadang-kadang kurang lancar. Jadi saran saya buat belajar sedikit Hindi untuk basic percakapan, seperti tanya nama, harga, angka, dll. Atau cara terakhir bisa pake bahasa isyarat!
Simcard?
Untuk dapetin simcard di India agak susah. Beberapa syaratnya adalah, pas foto, fotokopi passport dan visa, sama alamat dan kontak penginapan di kota tersebut. Kalo mau beli simcard langsung ke konter resmi providernya aja. Soalnya kalo beli di konter kecil, prosesnya bakalan lama dan mereka kadang nolak.
Tapi yang saya suka internet di India termasuk murah. Untuk provider, saya pake Vodafone. Harganya 600rupee alias 120rb, untuk 3 bulan, 1GB per hari dan free call. Masa aktif berlaku sesuai lama izin tinggal visa kita. Walaupun visa saya setahun, tapi harus keluar negara tersebut setiap 3 bulan, ini berdampak ke masa aktif simcard. Jadi waktu saya masuk India untuk kedua kalinya saya beli simcard baru. Dan apesnya pas passport saya hilang, simcard saya ikut dinonaktifkan. Strict sekali!
Untuk pembelian simcard pertama, kartunya aktif setelah 1 jam registrasi, tapi waktu pembelian simcard kedua, kartunya baru aktif setelah 24 jam.
MRP
Apa itu MRP? MRP adalah Maximun Retail Price atau maksimal harga jual dari suatu barang. Uniknya di India, semua produk tertera MRP. Jadi ga khawatir kena scam harga produk. Dimana pun kita beli dengan harga yang sama! Beli mie instan di warung kecil ataupun supermarket harganya sama. Beli di Kanyakumari atau di Leh Ladakh harganya sama. Tinggal cek harga yang tertera pada kemasan. Keren banget! Saya salut dengan pemerintah India mengontrol harga produk yang dijual.
Transportasi?
Semua daerah di India terhubung dan ada transportasi umumnya. Dari selatan ke utara saya selalu pake transportasi umum. Entah itu kereta api, bus, taksi, tuk-tuk, metro, dll. Walaupun kadang kondisi transportasinya ga terlalu nyaman.
Beberapa daerah juga tersedia taksi online. Jadi jangan lupa untuk download aplikasi Uber atau Olla (aplikasi lokal). Setidaknya kita tau prediksi harga kalo mau sewa tuk-tuk atau taksi.
Kereta api
Butuh jauh-jauh hari untuk reservasi tiket kereta. Apalagi kalo di daerah utara yang penduduknya lebih padat. Tipe kelas kereta api di India berbeda-beda. Rata-rata untuk kelas second seating (dapet tempat duduk tanpa AC) dan sleeper (kita bisa tiduran tapi masih tanpa AC) lebih cepat habis karena harga yang terjangkau dan lumayan nyaman. Pernah sih satu kali dapet kelas second seating untuk pemesanan di hari yang sama. Tapi ini jarang banget!
Untuk reservasi, saya selalu minta tolong teman lokal, atau bisa beli langsung ke stasiun. Oh iya di stasiun ada loket khusus untuk turis dan ada beberapa kuota khusus turis juga. Tapi bukan untuk tiket kelas ekonomi (general class) ya, untuk kelas ini tetap antri. Wkwk
Karena saya jalannya ga terjadwal dan ga nentu sesuai mood, jadi saya lebih sering beli tiket on the spot untuk kelas ekonomi. Kondisinya selalu rame seperti kereta ekonomi di Indonesia dulu, semuanya bisa masuk, kadang dapet tempat duduk kadang nggak. Kalo di selatan penumpangnya masih agak sedikit, tapi kalo sudah di utara, perlu perjuangan buat masuk gerbongnya. Wkwk Tapi untungnya, ada gerbong khusus untuk cewek. Jadi saya sering masuk sana, walau kadang masih ada cowok yang masuk di gerbong itu. Untuk harga tiket ekonomi, rute Delhi - Haridwar dengan jarak 200km, cuma 100INR atau sebesar 20.000IDR. Saran saya kalo ke India, cobain kereta kelas ekonominya. Di situ teman-teman bakal ngerasain kalo India itu tak seindah film bollywoodnya. :D
Bus
Nyamannya travel pake bus di India, karena harga bus terkendali. Kondekturnya bawa mesin print untuk print tiket, entah itu bus lokal ataupun bus antar kota. Tarifnya resmi dan fair sesuai rutenya kemana dan naiknya dari mana. Ga khawatir kena scam harga bus!
Tuk-Tuk
Salah satu transportasi lokal yang harus dicoba yaitu tuk-tuk. Ada yang bisa disewa sendiri, ada juga di beberapa daerah yang tersedia shared tuk-tuk (bareng penumpang lain). Saya pernah pesan lewat aplikasi Uber atau Olla. Pernah juga minta sopirnya buat pake argometernya aja. Tapi kadang juga tawar-menawar sebelum naik tergantung jarak. Untuk sewa tuk-tuk pribadi harganya sekitar 30-100INR alias 6.000-20.000IDR. Untuk shared tuk-tuk, harganya cuma 10INR alias 2.000IDR untuk jarak dekat (1-3km).
Taksi
Saya jarang sekali menggunakan taksi. Tapi kalo mau pesan, saya biasanya pesan lewat Uber dan Olla. Di sini harus hati-hati, saya pernah kena semacam scam pake aplikasi Olla waktu mau ke bandara di Delhi dan waktu ke Wagah border di Amritsar, dimana harga prediksi awal beda jauh dengan harga akhir. Padahal ga macet sama sekali atau mungkin sopirnya lewat jalur yang lebih lama. Saya ga sempat cek, karena di receipt yang saya terima di aplikasi sama dengan harga yang tertera di aplikasi sopir, jadi langsung bayar aja. Btw kalo mau ke bandara di Delhi, bisa pake metro, lebih murah. Saya baru tau setelah ke bandara Delhi kedua kalinya. Bikin kesel pas tau harganya yang beda jauh. :D
Metro
Saya nyobain metro waktu di Jaipur dan Delhi. Karena Delhi macetnya parah, jadi saya lebih suka naik metro. Harganya memang lebih mahal dari bus lokal tapi lebih cepet. Ada metro khusus ke bandara Delhi Airport Metro Express, naiknya bisa dari stasiun metro New Delhi, harganya cuma 60INR atau 12.000IDR saja. \m/
Hitchiking
Hitchiking alias nebeng, saya nyobain beberapa kali untuk hitchiking. Itu juga karena ga nemu transportasi umum saat itu. Aman ga? Pengalaman saya aman-aman aja. Saya coba untuk jarak dekat aja dan lebih suka nebeng motor karena terbuka. Pernah sekali paling jauh saya beraniin hitchiking truk dari Keylong ke Leh. (ntar bakal ada tulisan tersendiri)
Penginapan?
Hostel di India cukup terjangkau. Kadang saya pesan lewat booking.com, tapi kadang on the spot nanya langsung ke orang hostelnya. Karena saya jalan waktu low season jadi rata-rata harganya terjangkau. Pernah waktu di Varanasi saya dapet hostel yang harganya 100INR alias 20.000IDR. Range harga penginapan yang pernah saya tinggali yaitu 100-500INR. Di beberapa daerah saya juga tinggal di host couchsurfing.
Makanan?
Banyak pilihan makanan di India. Tapi sayangnya saya kurang cocok dengan makanan India, jadi ga terlalu explore makanan. Banyak perbedaan makanan yang ditemui selama perjalanan dari selatan ke utara. Di selatan masih sering nemu nasi, tapi kalo sudah di utara sudah agak susah, kebanyakan chapati/roti. Jenis makanannya lebih banyak vegetarian, untuk yang non vegetarian susah ditemui dan agak mahal. Kalo pun ada, pilihannya sangat sedikit, misal chicken biryani atau kebab. Tapi kalo ditanya makanan khas India yang saya suka, saya suka Chicken Tikka, Pani Puri dan sweet Ras Malai. Wajib cobain!
Air minum?
Kebetulan saya jalannya waktu musim panas, jadi harus banyak minum air putih. Beberapa tempat umum seperti bandara, museum, stasiun, bus stand, dll, menyediakan fasilitas untuk isi ulang air minum. Ini tergantung dari kita kondisi tubuh kita juga. Kalau saya aman-aman aja. Atau ada pilihan lain juga, yaitu mesin air minum isi ulang yang berbayar (tapi ini jarang ditemui). Untuk mesin ini, ada pilihan harga sesuai volume botol yang kita bawa. Saya bawa botol minum ukuran 750ml, yang kalo diisi cuma kena 2rupee, alias 400rupiah saja. Lumayan daripada beli air botol yang 1lt harganya 20INR, alias 4000IDR. Wkwk
Beberapa tempat/momen menurut saya paling berkesan dalam perjalanan ini yang mungkin bisa jadi referensi teman-teman buat ke India:
- Titik paling selatan India, Kanyakumari
- Backwater di Alleppey
- Pemandangan laut dan ribuan kelapa dari light house di Varkala
- Pyramid Valley, meditation place di Bengaluru
- Explore amazing Hampi
- Casino terapung di Goa (cuma liat dari jauh wkwk)
- Dharavi slum terbesar India dan rumah orang terkaya se-Asia di Mumbai
- Kota tua di Ahmedabad
- Sunset di Lake Picola, Udaipur
- India gate di Delhi
- Amber fort di Jaipur
- Burning ghat, tempat pembakaran mayat 24 jam nonstop di Varanasi
- Golden temple Amritsar, memberikan makan gratis ke ribuan orang nonstop
- Wagah border, border antara India dan Pakistan di Amritsar
- Dalai Lama teaching di Mcleodganj (seasonal), (Ga nyangka bisa ketemu Dalai Lama)
- Beautiful Manali
- Leh
- Turtuk, Baltistan region
- Birunya Pangong Lake
- Berenang di Sungai Gangga yang jernih dan dingin, Rishikesh
- Incredible Taj Mahal, Agra
Well, banyak pelajaran yang saya dapetin dari perjalanan ini. Intinya belajar gimana memberikan reaksi untuk hal-hal yang ditemui, baik ataupun buruk. Walaupun saya harus nyelesain trip ini lebih awal dari rencana saya karena kecopetan yang bikin passport saya hilang. Tapi itu karena saya yang kurang hati-hati. Jangan takut ke India!
Semoga tulisan ini bermanfaat. :)
Note:
Untuk foto yang lebih lengkap bisa dilihat di instagram intankarlita
Kalo teman-teman ada saran untuk ide tulisan terkait perjalanan India-Nepal yang mau dibahas boleh banget tulis di kolom komentar.
Tunggu tulisan selanjutnya, ya :)