Semoga tulisan ini bisa meyakinkan kalian, kalo kalian juga bisa jalan ke negara-negara tersebut.
“Pengen keliling ASEAN, tapi ga mau sebentar, gue pengennya sebulan! :D” - Kalimat ini salah satu yang gue tulis di list keinginan biar jadi motivasi buat gue semangat kerja. Ga ada salahnya kan, walau ga tau kapan terealisasinya yang jelas tetap kerja dan terus nabung. Sambil nunggu, karena jalan-jalan itu butuh waktu dan uang. Jadi kalo dua itu udah nemu ya langsung pergi aja. Kalo kata Paulo Coelho, “When you want something, all of the universe conspires to help you achieve it”.
Awal Agustus 2018, I did it well. Akhirnya salah satu list keinginan gue coret yaitu bisa keliling 7 negara Asia Tenggara. Di sini gue berkesempatan mengunjungi 16 kota di 7 negara tersebut selama 32 hari dan itu sendiri alias solo traveling. Dari awal gue ga punya persiapan yang mateng, cuma baca-baca blog traveling yang udah ada dan sempet hopeless karena ada beberapa cerita traveler yang punya pengalaman kena scam dan cerita-cerita buruk waktu di perbatasan antar negara. Tapi karena udah niat, bekal udah ada, dan akhirnya gue putusin buat tetap jalan. Dengan persiapan beli tiket one way Jakarta - Singapore dua minggu sebelum keberangkatan, selanjutnya ikutin aja kemana kaki melangkah. :D
Di sini gue jalan-jalannya ala backpacker bukan koper. Gue ga mau nyusahin diri sendiri dengan banyak bawaan karena pasti bakalan banyak jalan. Jadi semua barang harus cukup di tas ransel dan tas selempang gue. Ini juga karena gue juga ga beli bagasi, alias manfaatin jatah kabin yang cuma dapet 7kg.
Ini yang gue bawa selama 32 hari \m/
Gue juga jalan-jalannya nyantai dan ga irit-irit banget, kalo pengen makan apa ya beli kalo mau kemana ayo aja. Anggap aja kayak pengeluaran sehari-hari tapi bedanya ini di negara lain. Karena sebagian besar biaya hidupnya sama kayak di Indonesia. Kalo agak sedikit mahal menurut gue wajar asal masih masuk akal, karena jatuhnya gue orang asing di negara itu, walaupun dari muka orang ASEAN mirip-mirip, tapi pas ngomong pasti ketauan bukan warga lokal, dan memang kebanyakan mengunjungi ke tempat-tempat wisata. Artinya orang-orang di sana sudah tersetting dengan tourist mindset.
Itinerary gimana?
Ga punya itinerary yang tetap, jadi go show aja. Tapi gue punya tujuan dan batasan waktu yaitu 7 negara Asia Negara yang satu daratan dengan waktu 32 hari. Karena gue solo traveling dan ga ikut travel agent jadi gue bebas mau ngapain aja dan kemana aja. Kalo lagi mager gue istirahat seharian alias hibernasi, cuci baju, dan duduk di coffee shop buat mikirin rencana trip selanjutnya.
Berikut rute yang terbentuk dari trip kali ini:
Ga punya itinerary yang tetap, jadi go show aja. Tapi gue punya tujuan dan batasan waktu yaitu 7 negara Asia Negara yang satu daratan dengan waktu 32 hari. Karena gue solo traveling dan ga ikut travel agent jadi gue bebas mau ngapain aja dan kemana aja. Kalo lagi mager gue istirahat seharian alias hibernasi, cuci baju, dan duduk di coffee shop buat mikirin rencana trip selanjutnya.
Berikut rute yang terbentuk dari trip kali ini:
1. Singapore, Singapore
- Changi Airport (Keliling 4 terminal Changi Airport)
- Merlion dan sekitarnya
- Haji Lane Street
- Bugis Street
- Clarke Quay
- Marina Bay dan sekitarnya
2. Johor Bahru, Malaysia
- JB Sentral
3. Phnom Pehn, Cambodia
- Tuol Sleng Genocide Museum
- Russian Market
- Royal Palace dan sekitarnya
- Mekong Riverside
- Wat Phnom
- Independence Monument
- Night Market
- Museum Nasional
- City Centre
4. Ho Chi Min City, Vietnam
- Bui Vien Walking Street, District 1 (Backpacker Area)
- Basilika Notre Church
- Saigon Post
- Uncle Ho’s Park
- Saigon Riverside
- Cu Chi Tunnel
- War Museum (tutup)
- Ben Tanh Market
5. Mui Ne, Vietnam
- Mui Ne beach
- White Sand Dunes
- Red Sand Dunes
- Fairy Stream
- Fisherman Village
6. Da Lat, Vietnam
- Da Lat Night Market
- Xuan Huong Lake
- Linh Phuoc Pagoda
- Domaine de Marie Church
- Da Lat Railway Station
- Valley of Love (tutup)
- Langbiang Mountain
- Tuyen Lam Lake
7. Nha Trang, Vietnam
- Nha Trang beach
- Po Nagar
- Long Son Pagoda
- Night Market
8. Hanoi, Vietnam
- Old Quarter
- St. Joseph's Cathedral
- Hoan Kiem Lake
- Ly Thai To Monumen
- Hoa Lo Prison
- Bat Trang Village
9. Vientiane, Laos
- Mekong Riverside
- King Anouvong Statue
- That Luang
- King Setthathirath Statue
- People's Public Security Museum (tutup)
- Patuxay
- Wat Si Saket
- Haw Phra Kaew
- That Dam
- Buddha Park
- Thai–Lao Friendship Bridge
10. Nong Khai, Thailand
- Mekong Riverside
- Wat Lamduan
- Wat Pho Chai
11. Bangkok, Thailand
- Khaosand Road
- Asiatique
12. Yangon, Myanmar
- Sule Pagoda dan sekitarnya
- Maha Bandula garden
13. Bagan, Myanmar
- Nyaung U
- New Bagan
- Old Bagan
14. Mandalay, Myanmar
- Mandalay Palace
- Kuthodaw Pagoda
- Sandamuni Pagoda
- Skinny Buddha
- Mahamuni Pagoda
- U Bien Bridge
- Mandalay Hill
15. Inle, Myanmar
- Keliling Inle Lake
16. Kuala Lumpur, Malaysia
- KL Sentral
- China Town
- Bukit Bintang
Jejak di google maps
Tinggalnya dimana?
Di beberapa kota gue tinggal di couchsurfing host, kadang naik bus atau kereta malam, tapi kebanyakan tinggal di hostel yang bentuknya dorm.
Transportasinya gimana?
Gue cuma beli tiket pesawat Jakarta -Singapore, Kuala Lumpur - Phnom Penh, Bangkok - Yangon, Yangon - Kuala Lumpur, Kuala Lumpur - Jakarta. Selebihnya jalur darat pake bus atau kereta dan rata-rata busnya nyaman. Kalo transportasi di dalam kota, gue pake transportasi umum, MRT, bus, grab, tuk-tuk, ojek. Tapi kalo jaraknya ga terlalu jauh gue biasanya jalan, gue pernah total sehari jalan kaki hampir 10km. :D
Budgetnya berapa?
Trip kali ini gue cuma nuker di Indonesia 150USD dan 50SGD. Gue juga bawa beberapa sisa trip sebelumnya THB, MYR, SGD yang kalo dirupiahin masing-masing kurang dari 100ribu rupiah. :D Mayan buat bayar MRT atau bus di awal nyampe di negara itu. Selebihnya gue tarik tunai via ATM Bank lokal di masing-masing negara pake ATM BCA, karena cara ini menurut gue lebih aman daripada bawa banyak cash walaupun ada biaya administrasinya. Gue sarani bawa cash dikit aja, karena pas selama trip kemarin gue ketemu dua traveler yang kena copet. Pertama, traveler dari Colombia, dia kehilangan 1.000USD pas lagi tidur di bus di Thailand. Kedua, traveler dari Jepang, dia kehilangan tas yang isinya ada 200.000MMK waktu lagi di kereta di Myanmar.
Setelah diitung-itung ternyata budget untuk perjalanan ini sekitar 12 jutaan. Ini juga menurut gue masih bisa dihemat lagi. wkwkwk Karena kekurangan dari kalo solo traveling yaitu kadang harus bayar full sendiri untuk sewa sesuatu, kayak sewa perahu buat keliling Inle Lake. Jatuhnya ikut tour lebih murah dari pada jalan sendiri di saat tertentu.
Setelah diitung-itung ternyata budget untuk perjalanan ini sekitar 12 jutaan. Ini juga menurut gue masih bisa dihemat lagi. wkwkwk Karena kekurangan dari kalo solo traveling yaitu kadang harus bayar full sendiri untuk sewa sesuatu, kayak sewa perahu buat keliling Inle Lake. Jatuhnya ikut tour lebih murah dari pada jalan sendiri di saat tertentu.
Berikut budget gue selama 32 hari keliling 7 negara Asia Tenggara. Ini semua biaya yang gue keluarin. Kalo di hari itu ga ada pengeluaran makan, ga ada biaya transport, atau ga ada pengeluaran biaya penginapan, artinya ga ada biaya untuk itu alias gratis.
Note :
It’s so memorable. Dari trip ini gue banyak belajar lewat hal-hal yang belum pernah gue temui. Gimana cara buat tetap tenang, gimana harus ambil keputusan dengan cepat, cara beradaptasi dengan orang dan budaya yang baru. Rasanya campur aduk, senang, sedih, kesel, emosi, galau, ada semua. Tapi gue selalu inget wejangan pramuka dulu, "tenanglah dalam bahaya jangan tampakan isi hatimu". Jadi gue selalu usaha buat tetap tenang apa pun yang terjadi. Dari hampir batal jalan karena hampir ketinggalan pesawat Jakarta - Kuala Lumpur, satu hari di dalam kereta Nha Trang - Hanoi dengan tidur di bed tingkat ketiga yang ukurannya kayak peti mati, ga bisa duduk, AC dekat kepala, dan orang-orang di dalam gerbong ga bisa bahasa inggris, berantem sama sopir taksi di terminal Bagan, ebike habis batre malem-malem di jalan dari Old Bagan ke penginapan di daerah Nyaung U, kecelakaan kecil di Mandalay yang bikin telat dateng ke stasiun eh taunya keretanya ga jadi jalan, deg-degan takut ketinggalan pesawat Yangon - Kuala Lumpur karena isu jembatan rusak dari Inle ke Yangon, yang kalo beli tiketnya lagi harganya hampir sama kayak pengeluaran selama di Myanmar. Tapi overall semua berjalan lancar dan gue seneng banget! :)
Tunggu postingan selanjutnya, ya... :)
Note :
It’s so memorable. Dari trip ini gue banyak belajar lewat hal-hal yang belum pernah gue temui. Gimana cara buat tetap tenang, gimana harus ambil keputusan dengan cepat, cara beradaptasi dengan orang dan budaya yang baru. Rasanya campur aduk, senang, sedih, kesel, emosi, galau, ada semua. Tapi gue selalu inget wejangan pramuka dulu, "tenanglah dalam bahaya jangan tampakan isi hatimu". Jadi gue selalu usaha buat tetap tenang apa pun yang terjadi. Dari hampir batal jalan karena hampir ketinggalan pesawat Jakarta - Kuala Lumpur, satu hari di dalam kereta Nha Trang - Hanoi dengan tidur di bed tingkat ketiga yang ukurannya kayak peti mati, ga bisa duduk, AC dekat kepala, dan orang-orang di dalam gerbong ga bisa bahasa inggris, berantem sama sopir taksi di terminal Bagan, ebike habis batre malem-malem di jalan dari Old Bagan ke penginapan di daerah Nyaung U, kecelakaan kecil di Mandalay yang bikin telat dateng ke stasiun eh taunya keretanya ga jadi jalan, deg-degan takut ketinggalan pesawat Yangon - Kuala Lumpur karena isu jembatan rusak dari Inle ke Yangon, yang kalo beli tiketnya lagi harganya hampir sama kayak pengeluaran selama di Myanmar. Tapi overall semua berjalan lancar dan gue seneng banget! :)
Tunggu postingan selanjutnya, ya... :)
Terbaik. Thanks for sharingnya Intan. Kamu keceee
ReplyDeletemakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat rin.. :)
Deletekeren mbak. lebih keren kalo di jelaskan per kegiatan bisa serasa travel
ReplyDeletemakasih atas kunjungannya, tunggu postingan selanjutnya, ya. :)
DeleteInspiring bgt kak! Can't wait to see your next post :))
ReplyDeleteCant wait to see next post taan
ReplyDelete